nyingmavolunteer – Peluncuran Buku Penulisan Ulang Sejarah Republik Indonesia akan berlangsung pada 14 Desember 2025. Tanggal tersebut dipilih bertepatan dengan Hari Sejarah Nasional, menjadikannya momen simbolis bagi dunia kebudayaan dan pendidikan nasional.
Dalam keterangannya di Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Selasa (21/10/2025), Fadli menjelaskan bahwa pemilihan tanggal peluncuran bukan tanpa alasan. Menurutnya, para sejarawan memberikan masukan agar peluncuran dilakukan pada momen yang memiliki nilai historis. “Bertepatan dengan Hari Sejarah, ya. Tanggalnya sekitar 12 atau 14 Desember,” ujar Fadli.
Fadli menegaskan bahwa penulisan ulang sejarah nasional ini bukan sekadar proyek dokumentasi, melainkan bagian dari upaya memperbarui narasi sejarah Indonesia secara lebih akurat dan inklusif. Buku ini disusun oleh tim sejarawan lintas universitas dan lembaga penelitian, yang telah bekerja sejak awal 2024.
“Baca Juga: Kartini Muljadi Meninggal Dunia, Wariskan Jejak Emas di Dunia Bisnis”
Ia juga menambahkan bahwa proses penulisan dilakukan melalui kajian mendalam terhadap sumber-sumber primer dan arsip nasional, agar menghasilkan perspektif sejarah yang lebih objektif. “Kami ingin masyarakat memahami perjalanan bangsa dengan lebih utuh dan faktual,” jelasnya.
Rencana peluncuran buku ini disambut positif oleh kalangan akademisi, yang menilai langkah tersebut dapat memperkuat kesadaran sejarah generasi muda. Pemerintah berharap publik dapat menjadikan buku ini sebagai referensi utama dalam memahami sejarah nasional secara kritis dan berimbang.
Dengan terbitnya buku ini, Fadli berharap generasi penerus bangsa dapat melihat sejarah Indonesia sebagai fondasi untuk memperkuat identitas dan semangat kebangsaan.
Sesi Diskusi Tambahan Digelar untuk Matangkan Buku Sejarah Nasional
Menjelang peluncuran resmi Buku Penulisan Ulang Sejarah Republik Indonesia, Menteri Kebudayaan Fadli Zon memastikan akan digelar beberapa sesi diskusi tambahan. Diskusi tersebut bertujuan untuk mematangkan hasil penulisan para sejarawan yang terlibat dalam proyek besar ini.
“Sebelum kita launching, akan ada satu sampai dua kali diskusi lagi dengan para sejarawan lain,” kata Fadli di Jakarta, Selasa (21/10/2025). Ia menegaskan bahwa seluruh proses penulisan sudah selesai, dan kini proyek tersebut tengah memasuki tahap penyuntingan akhir.
Diskusi lanjutan ini akan difokuskan pada penyelarasan narasi sejarah agar setiap bab mencerminkan keberagaman perspektif dan data faktual. Fadli menilai langkah ini penting untuk memastikan keakuratan isi serta keseimbangan pandangan antarperiode sejarah.
Menurutnya, penyusunan buku ini menjadi momentum besar untuk meneguhkan kembali semangat nasionalisme berbasis sejarah yang faktual dan ilmiah.
“Baca Juga: Kematian Timothy Janggal? Keluarga Bongkar Alasan ke Polisi”
Melibatkan Sejarawan dari 34 Perguruan Tinggi di Seluruh Indonesia
Dalam proyek penulisan ulang ini, Kementerian Kebudayaan menggandeng sejarawan dari 34 perguruan tinggi di berbagai provinsi. Kolaborasi tersebut menunjukkan komitmen pemerintah untuk menghadirkan karya yang representatif dan komprehensif dari berbagai daerah.
Fadli menuturkan bahwa para sejarawan telah berkontribusi dengan riset mendalam, arsip daerah, dan kajian lokal yang memperkaya sudut pandang nasional. Ia berharap karya ini menjadi acuan baru dalam memahami perjalanan sejarah bangsa secara lebih objektif.
“Buku ini bukan hanya catatan masa lalu, tetapi panduan untuk melihat masa depan bangsa,” tegasnya.
Dengan penyusunan yang melibatkan banyak pihak, Fadli optimistis buku ini akan menjadi tonggak penting pembaruan historiografi Indonesia dan memperkuat identitas nasional berbasis pemahaman sejarah yang menyeluruh.




Leave a Reply