nyingmavolunteer – AS Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev memperingatkan bahwa pengiriman rudal jelajah Tomahawk dari Amerika Serikat (AS) ke Ukraina bisa berujung bencana. Menurutnya, langkah itu tidak hanya meningkatkan eskalasi konflik, tapi juga berisiko memicu respons militer besar dari Moskow, termasuk kemungkinan serangan nuklir.
Pernyataan keras ini disampaikan Medvedev menanggapi pernyataan Donald Trump. Mantan Presiden AS itu menyatakan akan memasok Tomahawk ke Ukraina jika Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mengakhiri perang. Trump, dalam pidatonya, menyebut kemungkinan mengirim rudal Tomahawk sebagai bentuk tekanan terhadap Rusia. Ia mengatakan, “Saya mungkin akan memberitahunya (Putin), jika perang tidak diselesaikan, kami mungkin akan melakukannya. Kami mungkin tidak, tapi kami mungkin melakukannya.” Ancaman ini langsung dibalas Medvedev melalui kanal Telegram-nya. Ia menyindir Trump dan memperingatkan bahwa rudal Tomahawk bisa memicu respons nuklir karena sulit dibedakan jenis hulu ledaknya setelah diluncurkan.
“Baca Juga: Bagnaia Dikabarkan ke VR46, Imbas Kedatangan Marquez?”
“Bagaimana seharusnya Rusia merespons? Tepat sekali,” tulis Medvedev dengan nada sinis, mengisyaratkan bahwa Moskow tidak akan tinggal diam. Pernyataan saling ancam antara Trump dan Medvedev menjadi perhatian internasional. Ancaman penggunaan senjata nuklir, meskipun implisit, memicu kekhawatiran akan potensi eskalasi besar-besaran di Eropa Timur.
Selain itu, komentar Medvedev menunjukkan bahwa Rusia memantau dengan serius dinamika politik dalam negeri AS, terutama jika Trump kembali mencalonkan diri sebagai presiden.
AS Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ketegangan Meningkat: Rusia Peringatkan AS soal Pengiriman Rudal Tomahawk ke Ukraina
Dalam sebuah pernyataan, Trump menyebutkan kemungkinan mengirim rudal Tomahawk sebagai tekanan jika perang tidak segera dihentikan.
“Saya mungkin akan mengatakannya pada Putin. Jika perang tak berakhir, bisa saja kami kirim Tomahawk,” kata Trump.
Pernyataan itu mendapat tanggapan tajam dari Medvedev. Melalui Telegram, ia menulis, “Bagaimana Rusia harus merespons? Tepat sekali.” Ia menegaskan bahwa Rusia tak akan diam jika rudal itu benar-benar dikirim. Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mengatakan bahwa pengiriman rudal Tomahawk ke Ukraina akan menghancurkan hubungan antara Rusia dan AS.
“Baca Juga: Taliban Pakistan Baku Tembak, 58 Tentara Dilaporkan Tewas”
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa rudal Tomahawk hanya akan digunakan untuk tujuan militer. Ia memastikan Ukraina tidak akan menargetkan warga sipil Rusia jika rudal itu diberikan. Pengiriman rudal jarak jauh ke zona konflik membawa risiko eskalasi besar. Retorika dari kedua pihak menunjukkan bahwa diplomasi masih jauh dari kata berhasil.
Masyarakat internasional kini menunggu langkah nyata dari AS, Rusia, dan Ukraina. Semua pihak diharapkan menahan diri agar ketegangan tidak berkembang menjadi konfrontasi terbuka berskala global.




Leave a Reply